Senin, 20 Oktober 2014

NILAI DAN ETIKA LINGKUNGAN DALAM TEORI DAN APLIKASINYA

NILAI DAN ETIKA LINGKUNGAN DALAM TEORI DAN APLIKASINYA


TUGAS
NILAI DAN ETIKA LINGKUNGAN DALAM TEORI DAN APLIKASINYA
Disusun Oleh :
Linda Novita Sari : ( 13.13101.10.13 )

Dosen Pengajar : Prof. Supli Effendi Rahim

PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2014

I.                  TEORI LINGKUNGAN

Pendekatan Teori
Sejarah pendekatan teori Banyak para ahli yang mengemukakan tentang bahasan psikologi lingkungan baik di dalam ruang lingkup psikologi maupu di luar lingku psikologi. Terdapat teori yang sangat luas cakupannya dan lebih terfokus, juga ada teori yang lemah dalam data empirisnya. Dalam kaitan antara lingkungan dengan perilaku manusia, maka kita dapat menyebutkan sejumlah teori dimana dalam gambaran ini yang terlibat didalamnya antara lain adalah Geografi, Biologi Ekologi, behaviorisme, dan Psikologi Gestalt. Geografi Beberapa ahli sejarah dan geografi telah nencoba menerangi jatuh bangunnya peradaban yang disebabkan oleh karakteristik lingkungan. Sebagai contoh, Toynbee mengembangkan teori bahwa lingkungan atau secara lebih spesifik topologi, iklim, vegetasi, ketersediaan air, dan sebagainya adalah tantangan bagi penduduk yang tinggal di lingkungan tersebut. Tantangan lingkungan yang ekstrim akan merusak peradaban , sementara tanangan yang terlalu kecil akan mengakibatkan stagnasi kebudayaan. Ia juga mengusulkan bahwa tantangan lingkungan pada tingkat menengah juga mempengaruuhi perkembangan peradaban. Pada tingkat yang semakin berkurang atau sebaliknya makin berlebihan hasilnya justru akan memperlemah pengaruhnya. Gagasan mengenai tantangan lingkungan dan respon perilakunya meski disadari oleh para penganut geographical determinism, ternyata merupakan bentuk-bentuk variasi teori yang diterapkan dalam psikologi lingkungan. Biologi ekologi Perkembanga teori ekologi menunjukkan adanya perhatian terhadap adanya ketergantungan biologi dan sosiologi dalam kaitan hubungan antara manusia dengan lingkungannya, dimana hal itu secara signifikan mempengaruhi pemikiran-pemikiran psikologis lingkungan. Dengan demikian ilmu ekologi seseorang tidak dianggap terpisah dari lingkungannya melainkan merupakan bagian yang termasuk dari lingkungan. Behaviorisme Pengaruh penting lain yang merupakan pemikiran yang dating dari cabang disiplin ilmu psikolog sendiri adalah Behaviorisme. Behaviorisme muncul sebagai akibat atas kegagalan teori-teori keprubadian untuk menjelaskan perilaku manusia. Saat ini secara umum pat diterima terdapat dua hal penting yang menjadi pertimbangan adalah konteks lingkungan dimana suatu perilaku muncul dan variable-variabel personal. Psikologi Gestalt Psikologi Gestalt berkembang seiring dengan behaviorisme dan lebih menekankan perhatian pada persepsi dan kognisi sebagai perilaku yang tampak. Prinsip penting dari cara kerja Gestalt ini adalah bahwa objek, orang, dan setting dipersepsi sebagai suatu keseluruhan dimana hal itu lebih dari sekedar penjumlahan bagian-bagian. Pengaruh Gestalt pada psikologi lingkungan dapat dilihat antara lain pada kognosi lingkungan. b. pendekatan teori Beberapa pendekatan teori dalam psikologi lingkungan antara lain: 1. Teori Arousal 2. Teori Stimulus Berlebihan 3. Teori Kendala Perilaku 4. Teori Tingkat Adaptasi 5. Teori Stres Lingkungan 6. Teori Ekologi 1. Teori Arousal (Arousal Theory) Arousal (pembangkit) dipengaruhi oleh tingkat umum dari rangsangan yang mengelilingi kita. Menurut Mandler, manusia memiliki motivasi untuk mencapai apa yang disebut “dorongan-keinginan otonomik”. Fungsinya adalah untuk menarik munculnya arousal sehingga kita dapat berubah-ubah dari aktivitas satu ke aktivitas yang lain. Hampir setiap orang yang memiliki motivasi ini dalam berinteraksi sehari-hari, namun ada beberapa orang yang tidak responsive terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya, sehingga hanya dapat dimunculkan arousalnya jika benar-benar dalam keadaan yang amat membahayakan. Teori Arousal dalm psikologi lingkungan Dalam psikologi lingkungan hubungan antara arousal dengan kinerja seseorang dapat dijelaskan sebagai berikut: * Tingkat Arousal yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah * Makin tinggi tingkat arousalnya akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula Hubungan tersebut dinamakan Hukum Yerkes dan Dodson. Pembangkitan terhadap penginderaan melalui peningkatan rangsang dapat meningkatkan hasil kerja pada tugas-tugas yang sederhana. Akan tetapi justru akan menggangu dan menurukan prestasi kerja dalam tugas-tugas yang rumit. 2. Teori Beban Stimulus (Stimulus Load Theory) Pusat dari teori beban stimulus adalah adanya dugaan bahwa manusia memiliki kapasitas yang terbatas dalam memproses informasi. Ketika input melebihi kapasitasnya maka orang cenderung untuk mengabaikan beberapa masukan dan mencurahkan perhatian lebih banyak pada hal yang lain. Teori ini bertanggungjawab terhadap respon stimulus lingkungan dalam kaitannya dengan kapasita individu dalam jangka pendek untuk memperhatikan dengan suatu hal yang menonjol dalam suatu lingkungan. Menurut Veitch & Arkkelin, teoti beban stimulus juga mempelajari pengaruh stimulus lingkungan yang kurang menguntungkan. Dalam keadaan yang understimulan terrnyata dapat berbalik menjadi overstimulan. 3.Teori Kendala Perilaku ( Behavioral Constrain Theory) Teori ini memfokuskan kepada kenyataan atau perasaan , kesan yang terbatas dari individu oleh lingkungan. Menurut teori ini lingkungan dapat mencegah, mencampuri atau membatasi perilaku. Teori ini berkeyakinan bahwa dalam suatu situasi tertentu seseorang bena-benar kehilangan beberapa tingkatan kendali terhap lingkungannya. Menurut Brehm bahwa ketika kita mersakan bahwa kita sedang kehilang control atau kendali terhadap lingkungan, pertama-tama kita merasa tidak nyaman dan kemudian kita mencoba untuk menekankan lagi fungsi kendali kita. Fenomena ini lalu disebut dengan istilah reaktansi psikologis (psychological reactance). 4. Teori Tingkat Adaptasi Teori ini hampir sama dengan teori stimulus berlebih, dimana pada tingkat tertentu suatu stimulus dapat dirumuskan untuk mengoktimalkan perilaku. Stimulus yang berlebihan atau terlalu kecil dianggap dapat mempengaruhi hilangnya emosi dan tingkah laku. Saat semua ahli psikologi lingkungan menekankan interaksi manusia dengan lingkungan, maka teori ini lebih banyak membicarakannya secara lebih spesifik yaitu dua proses yang terkait dalam dua hubungan tersebut yaitu adaptasi dan adjustment. Adaptasi adalah mengubah tingkah laku atau respon-respon agar sesuai dengan lingkungannya. Sedangkan adjustment adalah mengubah lingkungan agar menjadi sesuai dengan lingkungannya. Menurut Sarwono terdapat tiga katagori stimulus yang dijadikan acuan dalam hubungan lingkungan dengan tingkah laku, yaitu: ü Stimulus fisik yang merngsang indra (suara, cahaya, suhu udara) ü Stimulus social ü Gerakan 5. Teori Stres Lingkungan Teori ini menekankan pada mediasi peran-peran fisiologis, emosi, dan kognisi dalam interaksi antara manusia dengan lingkungan. Pada dasarnya hal ini dapat dilihat berkaitan dengan penginderaan manusia dimana suatu respon stres yang terjadi terhadap segi lingkungan melebihi tingkat yang optimal. Individu lalu meresponnya dengan berbagai cara untuk mengurangi stres. Beberapa bagian dari respon terhadap stres bersipat otomatis. Pada mulanya terdapat adanya reaksi waspada (alarm reaction) terhadap stressor, lalu diikuti dengan reaksi penolakan individu yang secara aktif mencoba melakukan coping terhadap stressor. Seseorang dalam menilai lingkungan seharusnya dilakukan secara kognitif sebagai suatu bentuk ancaman sebelum terjadinya stres dan akhirnya mempengaruhi perilaku. 6. Teori Ekologi Pusat dari pemikiran para ahli teori ekologi adalah gagasan kecocokan manusia dan lingkungannya. Menurut Roger Barker tingkah laku tidak hanya ditentukan oleh lingkungan atau sebaliknya, hubungan tingkah laku dengan lingkungan mempengaruhi hubungan timbale balik antara lingkungan dengan tingkah laku. Metode Penelitian Ada tiga metode penelitian menurut Veitch & Arkkelin yaitu: 1. Eksperimen Laboratorium Metode ini memiliki kebebasan kepada eksperimenter untuk memanipulasi secara sistematis variable yang diasumsikan menjadi penyebab dengan cara mengontrol kondisi-kondisi secara cermat yang bertujaun mengurangi variable yang mengganggu. Metode ini pada umumnya juga melibatkan pemilihan subjek secara random dalam kondisi eksperimen. Eksperimenter tidak dapat memastikan bahwa hasil penelitian yang dihasilkan dalam situasi yang amat kompleks dapat diterapkan di luar laboratorium. Hal ini berkaitan dengan validitas internal dan validitas eksternal, dimana suatu peningkatan validitas internal cenderung akan mengurangi validitas eksternal. 2. Studi Korelasi Jika seorang peneliti dapat menggunakan variasi dari metode korelasi. Dalam studi korelasi pada umumnya kita melaporkan hal-hal yang melibatkan pengamatan alami atu teknik penelitian survai. Dengan eksperimen laboratorium, kesimpulan yang berkaitan dengan factor yang menjadikan penyebab akan membuahkan hasil yang tepat. Ketika korelasi digunakan maka tidak ada penyimpulan yang dimungkinkan karena hanya diketahui dari dua atau lebih variable yang berhubungan satu sama lain. 3. Eksperimen lapangan Jika seorang peneli ingin menyeimbangkan antara validitas iinternal yang dapat dicapai melalui eksperimen laboratorium dengan validitas eksternal yang dapat dicapai melalui studi korelasi, maka ia boleh menggunakan metode campuran yang dikenal dengan eksperimen lapangan. Dengan metode ini seorang eksperimenter secara sistematus memanipulasi beberapa factor penyebab yang diajukan dalam penelitian dengan mempertimbangkan variable eksternal dalam suatu setting tertentu. Teknik-teknik pengukuran Kriteria yang digunakan dalam pengamatan penelitian yaitu: § Berlaku umum dan dapat diulang-ulang § Dapat dikembangkan menjadi skala pengukuran § Memikili standar validitas dan reliabilitas Teknik Pengukuran yang telah memenuhi beberapa criteria berupa mudah dibuat, mudah dalam administrasinya, mudah skoringnya, dan mudah diidentifikasikan. Beberapa teknik tersebut antara lain: 1. self report Metode yang paling sering digunakan dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan individu adalah self report. Dengan cara ini seorang responden ditanya oleh peneliti hal-hal yang berkaitan dengan opini, kepercayaan, perilaku, sikap, dan perasaan. Prosedur self report terdiri dari beragam teknik yang meliputi kuesioner, wawancara, dan skala penilaian (rating scale). 2. kuesioner Adalah pengembangan yang luas dari teknik paper and pencil self report. Kuesioner sebagaimana bentuk lain dari self report, dapat distandarisikan atupun tidak. 3. wawancara Adalah dialog yang dirancang untuk memperoleh informasi yang dapat dikualifikasikan. Melibatkan paling tidak lima langkah yang berbeda: § Menciptakan atau mengoreksiwawancara § Memimpin jalannya wawancara § Merekam respon-respon § Menciptakan kode angka § Mengkoding respon-respon wawanara 4. skala penilaian Skala ini memiliki beragam bentuk, termasuk didalamnya adalah checklist, deskripsi verbal dua kutub, dan skala deskripsi nonverbal.
 
II.                TEORI ETIKA LINGKUNGAN
10 TEORI ETIKA LINGKUNGAN
  •  Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas yang lebih luas.
  • Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
  • Biosentrisme
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.
  • Zoosentrisme
Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich. Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral. Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih
  • Neo-Utilitarisme
Lingkungan neo-utilitarisme merupakan pengembangan etika utilitarisme Jeremy Bentham yang menekankan kebaikan untuk semua. Dalam konteks etika lingkungan maka kebaikan yang dimaksudkan, ditujukan untuk seluruh mahluk. Tokoh yang mempelopori etika ini adalah Peter Singer. Dia beranggapan bahwa menyakiti binatang dapat dianggap sebagai perbuatan tidak bermoral.
  • Anti-Spesiesme 
Teori ini menuntut perlakuan yang sama bagi semua makhluk hidup, karena alasan semuanya mempunyai kehidupan. Keberlakuan prinsip moral perlakuan yang sama (equal treatment). Anti-spesiesme membela kepentingan dan kelangsungan hidup spesies yang ada di bumi. Dasar pertmbangan teori ini adalah aspek sentience, yaitu kemampuan untuk merasakan sakit, sedih, gembira dan seterusnya.Inti dari teori biosentris adalah dan seluruh kehidupan di dalamnya, diberi bobot dan pertimbangan moral yang sama.
  • Prudential and Instrumental Argument
Prudential Argument menekankan bahwa kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia tergantung dari kualitas dan kelestarian lingkungan. Argumen Instrumental adalah penggunaan nilai tertentu pada alam dan segala isinya, yakni sebatas nilai instrumental. Dengan argumen ini, manusia mengembangkan sikap hormat terhadap alam.
  • Non-antroposentrisme
Teori yang menyatakan manusia merupakan bagian dari alam, bukan di atas atau terpisah dari alam.
  • The Free and Rational Being
Manusia lebih tinggi dan terhormat dibandingkan dengan mahkluk ciptaan lain karena manusia adalah satu-satunya mahkluk bebas dan rasional, oleh karena itu Tuhan menciptakan dan menyediakan segala sesuatu di bumi demi kepentingan manusia. Manusia mampu mengkomunikasikan isi pikirannya dengan sesama manusia melalui bahasa. Manusia diperbolehkan menggunakan mahkluk non-rasional lainnya untuk mencapai tujuan hidup manusia, yaitu mencapai suatu tatanan dunia yang rasional.
  • Teori Lingkungan yang Berpusat pada Kehidupan (Life-Centered Theory of Environment)
Intinya adalah manusia mempunyai kewajiban moral terhadap alam yang bersumber dan berdasarkan pada pertimbangan bahwa, kehidupan adalah sesuatu yang bernilai. Etika ini diidasarkan pada hubungan yang khas anatara alam dan manusia, dan nilai yang ada pada alam itu sendiri.
 
III.             HUBUNGAN ANTARA TEORI LIGKUNGAN DAN ETIKA LINGKUNGAN
1.      APLIKASI LINGKUNGAN
Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup.

Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut tentang tata cara menjaga lingkungan, antara lain meliputi hal-hal berikut ini :
  •   Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. 
  • Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri
  •  Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 
Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991
Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dan cara menjaga lingkungan dapat dilakukan dengan  :
  • Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
  • Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
  • Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
  • Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
  • Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.
Sementara itu, sebagai seorang pelajar apa upaya yang dapat kalian lakukan dalam usaha pelestarian lingkungan hidup? Beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut: :
  • Menghemat penggunaan kertas dan pensil,
  • Membuang sampah pada tempatnya,
  • Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang,
  • Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM, serta,
  • Menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal.
Disamping itu usaha pelestarian lingkungan hidup ini harus dimulai dari setiap individu dengan menitikberatkan pada kesadaran akan pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia dan pelestarian alam.
 
A.   Penanggulangan Banjir
 6 upaya pencegahan banjir
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan terhadap permasalahan pencemaran terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.
Upaya pencegahan adalah mengurangi sumber dampak lingkungan yang lebih berat. Ada pun penanggulangan atau pengendaliannya adalah upaya pembuatan standar bahan baku mutu lingkungan, pengaweasan lingkungan dan penggunaan teknologi dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Secara umum, berikut ini merupakan upaya pencegahan atas pencemaran lingkungan.
  1. Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan
2.      Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk
3.      Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.
4.      Melakukan penghijauan.
5.      Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang mencemari lingkungan
6.       Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.
2.                  ETIKA LINGKUNGAN
A.    Pengertian Etika Lingkungan
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan sebagai berikut:
a.    Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehingga perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b.   Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk emnjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
c.    Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energy.
d.   Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup yang lain.
Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.
B.     Jenis-Jenis Etika Lingkungan
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan menjadi dua  yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
v  Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :
Ø  Manusia terpisah dari alam.
Ø  Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
Ø  Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
Ø  Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
Ø  Norma utama adalah untung rugi.
Ø  Mengutamakan rencana jangka pendek.
Ø  Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya    dinegara miskin.
Ø  Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
 
v  Etika Ekologi Dalam
Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.
Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
Ø  Manusia adalah bagian dari alam.
Ø  Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
Ø  Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang.
Ø   Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
Ø  Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
Ø  Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
Ø  Menghargai dan memelihara tata alam.
Ø  Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
Ø  Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.  
Keduanya memiliki beberapa perbedaan-perbedaan seperti diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika lingkungan ini memberi jawab langsung atas pertanyaan mengapa terjadi kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan adanya gambaran etika lingkungan ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang dipakai oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan demikian etika lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa norma yang ditawarkan untuk mengungkap dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
C.    Strategi Menerapkan Etika Lingkungan
 Adapun prinsip-prinsip dari etika lingkungan adalah sebagai berikut:
Ø  Sikap hormat terhadap alam (respect for nature)
Ø  Prinsip tanggung jawab (moral responsibility for nature)
Ø  Solidaritas kosmis (cosmic solidarity)
Ø  Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature)
Ø  Prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu
Ø  Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
Ø  Prinsip keadilan
Ø  Prinsip demokrasi
Ø  Prinsip integritas moral
Dari beberapa pembahasan di atas, bahwa kita di tuntut untuk menjaga lingkungan. Dalam menjaga lingkungan, manusia harus memiliki ”etika”. Etika lingkungan ini adalah sikap kita dalam menjaga kelestarian alam ini agar alam ini tidak rusak, baik ekosistem maupun habitatnya. Perlu kita sadari bahwa kita ini juga nagian dari alam ini. Maka kita harus menjaga lingkungan ini dengan baik dengan norma-norma etika lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Ø  Manusia adalah bagian dari lingkungan yang tidak bisa dipisahkan, maka diperlukan menjaga, menyanyangi, dan melestarikan lingkungan. Karena lingkungan ini diciptakan tidak hanya untuk manusia saja, tetapi seluruh komponen alam di dunia ini.
Ø  Etika lingkungan disebut juga etika ekologi. Etika ekologi dibedakan menjadi etika ekologi dangkal dan etika ekologi dalam.
Ø  Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, sedangkan etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan.
Ø  Teori lingkungan diantaranya adalah: Antroposentrisme, Biosentrisme, Ekosentrisme, Zoosentrisme, dan hak asasi alam.
Ø  Prinsip-prinsip lingkungan adalah: sikap hormat terhadap alam, tanggung jawab, solidaritas, kasih saying dan kepedulian, tidak merugikan alam secara tidak perlu, hidup sederhana dan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi, dan integritas moral.
Tiada kesempurnaan di dunia ini, saya sangat mengharapkan kritik maupun saran untuk perbaikan dimasa mendatang. Dan semoga bermanfaat bagi kita semua, Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar