Senin, 20 Oktober 2014

KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM

KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM
 
I.     Sejarah Kesehatan Lingkungan
Sesungguhnya Semenjak planet bumi dihuni manusia, sudah banyak sekali masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan. Namun dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan pada saat itu maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan selalu diasosiasikan dengan mistik, misalnya wabah penyakit sampar yang berjangkit dianggap sebagai suatu kutukan dan kemarahan dewa
Zaman terus berganti, pada abad ke-19 terjadi revolusi di Inggris, era industrialisasi ini menimbulkan masalah baru pada masyarakat Inggris berupa munculnya pemukiman kumuh, akumulasi buangan dan kotoran manusia, masalah sosial dan kesehatan. Pada tahun 1832, berjangkit wabah kolera yang dahsyat di Inggris yang banyak menimbulkan korban jiwa maka dilakukan penelitian epidemiologik oleh Jhon Snow (1854) yang berhasil membuktikan bahwa penyebab wabah tersebut adalah tercemarnya sumber air bersih yang dikonsumsi masyarakat dengan bakteri Vibrio Kolera. Mulai saat itu, konsep pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup eksternal yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan terus menerus dipelajari dan berkembang menjadi disiplin ilmu yang disebut sebagai ilmu kesehatan lingkungan
 
II.  Hubungan Ekologi, Ekosistem dan Kesehatan Lingkungan
            Konsep dasar ilmu sanitasi lingkungan berasal dari ilmu yang mempelajari hubungan total antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi dan berkembang menjadi beberapa disiplin ilmu lain seperti ilmu lingkungan, ilmu kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan
Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935) yang mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme) dengan faktor lingkungan (cahaya, udara, air, tanah, dan sebagainya) di alam, membentuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu yang mempelajari tentang ekosistem adalah ekologi. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
            Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unsur biosistem yang melibatkan hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik. Penggabungan tersebut menimbulkan energi terhadap suatu struktur biotik tertentu dan akan menimbulkan siklus materiantara organisme dan anorganisme
Istilah ekologi pada mulanya dicetuskan oleh seorang pakar biologi Jerman, yaitu Ernest Haeckel, pada tahun 1866. ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ekologi bias diartikan sebagai ilmu kerumahtanggaan. Pengertian ekologi kemudian berkembang menjadi ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Untuk bisa memahami konsep ekosistem, maka harus mengerti terlebih dahulu komponen-komponen yang menyusun ekosistem.
Kesehatan lingkungan dapat dilihat dari berbagai segi, tergantung dari mata angin yang ingin memulai. Kesehatan lingkungan dari “frame-work” melalui konsep pendekatan ekologis yaitu dikenal dengan “the nature of man environment relationship”,namun bagi pendekatan tersebut terakhir ini kesehatan lingkungan dilihat sebagai kumpulan program maupun kegiatan kesehatan dalam rangka upaya manusia melalui teknologisnya menciptakan suatu kondisi kesehatan yang kemudian dikenal sebagai kesehatan lingkungan.
Dalam kaitannya dengan masalah ini kita menempatkan terminology kesehatan lingkungan dalam deretan akronim setingkat dengan kesehatan kerja, kesehatan jiwa, kesehatan angkasa dan lain sebagainya. Disamping kesehatan lingkungan itu dapat dikaji dari segi pendekatan ekologis maupun pendekatan operasional, ternyata kita masih dapat mengkaji dari pendekatan perkembangan ilmu terapan baru (applied science) yang bersifat komprehensif (pendekatan multi disipliner).
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan (Ecology) kita lebih menekankan sistem tersebut pada arti interaksi antar elemen didalamnya. Interaksi yang senantiasa bersifat dinamis sehingga sering dijabarkan dalam pengertian “interactions between environment and mans biological system”
Bertitik tolak dari model timbangan Gordon, kemudian dimodifikasikan pada suatu model lanjutannya dijelaskan oleh empat factor, yaitu:
1.      Faktor penentu kahidupan atau life support
2.      Aktifitas manusia atau man’s activites
3.      Bahan buangan & residu karena kehadiran adan aktifitas manusia (residues and wastes
4.      Gangguan lingkungan (environmental hazards)


Dalam pendekatan ekologis ini justru menekanakan titik masalah pada man’s activities. Dari titik ini terdapat komunikasi dua arah yang masing-masing dapat ke arah Life Support, Residues and Wastes serta Gangguan Lingkungan. Namun di lain pihak dari segi kausal tidak digambarkan adanya interaksi antar-antar faktor.
Di dalam kaitan ini, kesehatan lingkungan menempatkan dan menggantungkan diri pada keseimbangan ekologi, sehingga karenanya berusaha menjalin suatu keseimbangan interaksi manusia dengan lingkungannya pada tarap optimal dan batas-batas tertentu untuk menjamin kehidupan yang tetap sehat (well being). Kehidupan yang sehat meliputi baik dimensi kesehatan fisik, kesehatan mental maupun hubungan sosial yang optimal dengan lingkungan sekitar. Bila kondisi yang optimal dapat dicapai karena timbulnya interaksi yang “menekan” kehidupan, maka kesehatan lingkungan sampai batas-batas dimungkinkan dapa menyerasikan diri melalui berbagai upaya.
Perubahan yang sesungguhnya ditimbulkan oleh manusia sendiri pada umumnya, dan dipengaruhi oleh:
1.      Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, yang sering dikenal dengan istilah “peledakan penduduk” dengan segala implikasi kaitannya lebih lanjut.
2.      Urbanisasi, yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kota-desa, dimana dampaknya tidak saja dirasakan bagi system kehidupan kota melainkan juga ikut merugikan kehidupan sistem pedesaan sendiri.
3.      Industrialisasi, yang menimbulkan berbagai mata rantai implikasi serta sebagai akses secara luas.
4.      Perkembangan teknologi yang sangat cepat, khususnya bagi negara-negara yang sedang berkembang yang belum dapat menyiapkan diri dalam sistem sosialnya (infra structural).
5.      Kebutuhan yang “meningkat” dari masyarakat untuk memaksakan meningkatkan standart kehidupan, pada hal syarat-syarat untuk mendukung ini juga belum disiapkan.
Walaupun demikian ada tiga pokok yang dapat dilakukan dalam mengembangkan upaya-upaya kesehatan lingkungan  yaitu :
a.       Di mana dimungkinkan gangguan-gangguan yang dapat berakibat terhadap kesehatan lingkungan perlu di cegah.
b.      Apabila gangguan tersebut telah ada, langkah berikutnya adalah mengusahakan mengurangi atau meniadakan efeknya terhadap kecenderungan timbulnya penyakit didalam masyarakat.
c.       Mengembangkan lingkungan yang sehat, khususnya pada daerah-daerah padat melalui sistem perencanaan dan pengendalian yang mudah terhadap pemukiman,perumahan dan fasilitas rekreasi yang sesungguhnya bisa menjadi pusat kunjungan manusia dan sumber penularan.
       Dengan demikian pendekatan ekologis yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan dalam suatu definisi kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan yang mempunyai dimensi yang luas dan berbeda berdasarkan faktor kemampuan pelaksanaannya dimasing-masing negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar