KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM
I. Sejarah Kesehatan Lingkungan
Sesungguhnya
Semenjak planet bumi dihuni manusia, sudah banyak sekali
masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh
faktor-faktor lingkungan. Namun dikarenakan keterbatasan ilmu
pengetahuan pada saat itu maka setiap kejadian yang luar biasa dalam
kehidupan selalu diasosiasikan dengan mistik, misalnya wabah penyakit
sampar yang berjangkit dianggap sebagai suatu kutukan dan kemarahan dewa
Zaman
terus berganti, pada abad ke-19 terjadi revolusi di Inggris, era
industrialisasi ini menimbulkan masalah baru pada masyarakat Inggris
berupa munculnya pemukiman kumuh, akumulasi buangan dan kotoran manusia,
masalah sosial dan kesehatan. Pada tahun 1832, berjangkit wabah kolera
yang dahsyat di Inggris yang banyak menimbulkan korban jiwa maka
dilakukan penelitian epidemiologik oleh Jhon Snow (1854) yang berhasil
membuktikan bahwa penyebab wabah tersebut adalah tercemarnya sumber air
bersih yang dikonsumsi masyarakat dengan bakteri Vibrio Kolera. Mulai
saat itu, konsep pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup
eksternal yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan terus menerus
dipelajari dan berkembang menjadi disiplin ilmu yang disebut sebagai
ilmu kesehatan lingkungan
II. Hubungan Ekologi, Ekosistem dan Kesehatan Lingkungan
Konsep
dasar ilmu sanitasi lingkungan berasal dari ilmu yang mempelajari
hubungan total antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut
ekologi dan berkembang menjadi beberapa disiplin ilmu lain seperti ilmu
lingkungan, ilmu kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan
Istilah
ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935) yang
mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara makhluk hidup (tumbuhan,
hewan, manusia, dan mikroorganisme) dengan faktor lingkungan (cahaya,
udara, air, tanah, dan sebagainya) di alam, membentuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu yang mempelajari tentang ekosistem adalah ekologi. Ekosistem adalah
suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan
sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unsur biosistem yang melibatkan hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik. Penggabungan tersebut menimbulkan energi terhadap suatu struktur biotik tertentu dan akan menimbulkan siklus materiantara organisme dan anorganisme
Istilah
ekologi pada mulanya dicetuskan oleh seorang pakar biologi Jerman,
yaitu Ernest Haeckel, pada tahun 1866. ekologi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu.
Secara harfiah, ekologi bias diartikan sebagai ilmu kerumahtanggaan.
Pengertian ekologi kemudian berkembang menjadi ilmu yang mempelajari
interaksi antarmakhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Untuk bisa memahami konsep ekosistem, maka harus mengerti
terlebih dahulu komponen-komponen yang menyusun ekosistem.
Kesehatan
lingkungan dapat dilihat dari berbagai segi, tergantung dari mata angin
yang ingin memulai. Kesehatan lingkungan dari “frame-work” melalui
konsep pendekatan ekologis yaitu dikenal dengan “the nature of man
environment relationship”,namun bagi pendekatan tersebut terakhir ini
kesehatan lingkungan dilihat sebagai kumpulan program maupun kegiatan
kesehatan dalam rangka upaya manusia melalui teknologisnya menciptakan
suatu kondisi kesehatan yang kemudian dikenal sebagai kesehatan
lingkungan.
Dalam
kaitannya dengan masalah ini kita menempatkan terminology kesehatan
lingkungan dalam deretan akronim setingkat dengan kesehatan kerja,
kesehatan jiwa, kesehatan angkasa dan lain sebagainya. Disamping
kesehatan lingkungan itu dapat dikaji dari segi pendekatan ekologis
maupun pendekatan operasional, ternyata kita masih dapat mengkaji dari
pendekatan perkembangan ilmu terapan baru (applied science) yang
bersifat komprehensif (pendekatan multi disipliner).
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan (Ecology) kita lebih menekankan sistem tersebut pada arti interaksi antar elemen didalamnya.
Interaksi yang senantiasa bersifat dinamis sehingga sering dijabarkan
dalam pengertian “interactions between environment and mans biological
system”
Bertitik tolak dari model timbangan Gordon, kemudian dimodifikasikan pada suatu model lanjutannya dijelaskan oleh empat factor, yaitu:
1. Faktor penentu kahidupan atau life support
2. Aktifitas manusia atau man’s activites
3. Bahan buangan & residu karena kehadiran adan aktifitas manusia (residues and wastes
4. Gangguan lingkungan (environmental hazards)
Dalam
pendekatan ekologis ini justru menekanakan titik masalah pada man’s
activities. Dari titik ini terdapat komunikasi dua arah yang
masing-masing dapat ke arah Life Support, Residues and Wastes serta
Gangguan Lingkungan. Namun di lain pihak dari segi kausal tidak digambarkan adanya interaksi antar-antar faktor.
Di
dalam kaitan ini, kesehatan lingkungan menempatkan dan menggantungkan
diri pada keseimbangan ekologi, sehingga karenanya berusaha menjalin
suatu keseimbangan interaksi manusia dengan lingkungannya pada tarap
optimal dan batas-batas tertentu untuk menjamin kehidupan yang tetap
sehat (well being). Kehidupan yang sehat meliputi baik dimensi kesehatan
fisik, kesehatan mental maupun hubungan sosial yang optimal dengan
lingkungan sekitar. Bila
kondisi yang optimal dapat dicapai karena timbulnya interaksi yang
“menekan” kehidupan, maka kesehatan lingkungan sampai batas-batas
dimungkinkan dapa menyerasikan diri melalui berbagai upaya.
Perubahan yang sesungguhnya ditimbulkan oleh manusia sendiri pada umumnya, dan dipengaruhi oleh:
1. Pertumbuhan
penduduk yang sangat cepat, yang sering dikenal dengan istilah
“peledakan penduduk” dengan segala implikasi kaitannya lebih lanjut.
2. Urbanisasi,
yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kota-desa,
dimana dampaknya tidak saja dirasakan bagi system kehidupan kota
melainkan juga ikut merugikan kehidupan sistem pedesaan sendiri.
3. Industrialisasi, yang menimbulkan berbagai mata rantai implikasi serta sebagai akses secara luas.
4. Perkembangan
teknologi yang sangat cepat, khususnya bagi negara-negara yang sedang
berkembang yang belum dapat menyiapkan diri dalam sistem sosialnya
(infra structural).
5. Kebutuhan
yang “meningkat” dari masyarakat untuk memaksakan meningkatkan standart
kehidupan, pada hal syarat-syarat untuk mendukung ini juga belum
disiapkan.
Walaupun demikian ada tiga pokok yang dapat dilakukan dalam mengembangkan upaya-upaya kesehatan lingkungan yaitu :
a. Di mana dimungkinkan gangguan-gangguan yang dapat berakibat terhadap kesehatan lingkungan perlu di cegah.
b. Apabila
gangguan tersebut telah ada, langkah berikutnya adalah mengusahakan
mengurangi atau meniadakan efeknya terhadap kecenderungan timbulnya
penyakit didalam masyarakat.
c. Mengembangkan
lingkungan yang sehat, khususnya pada daerah-daerah padat melalui
sistem perencanaan dan pengendalian yang mudah terhadap
pemukiman,perumahan dan fasilitas rekreasi yang sesungguhnya bisa
menjadi pusat kunjungan manusia dan sumber penularan.
Dengan
demikian pendekatan ekologis yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan
dalam suatu definisi kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan yang
mempunyai dimensi yang luas dan berbeda berdasarkan faktor kemampuan
pelaksanaannya dimasing-masing negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar