Senin, 20 Oktober 2014

Evaluasi Rumah Panen Hujan

Mengevaluasi Penerapan Nilai dan Etika Lingkungan
Di Rumah Panen Hujan
Prof. Supli Effendi Rahim, Phd, M.Sc

Pendahuluan
            Kunjungan ke rumah panen hujan milik prof.Supli Effendi Rahim, Phd,MSc dalam suatu rangkaian kegiatan mata kuliah Nilai dan Etika lingkungan merupakan salah satu pengalaman belajar yang mengesankan bagi penulis. Selain belajar, kita dapat melihat langsung penerapan nilai dan etika lingkungan dalam kehidupan melalui konsep rumah panen hujan. Walaupun konsep ini bukanlah suatu konsep yang baru tetapi ini adalah pengalaman pertama bagi penulis melihat langsung penerapan konsep rumah panen hujan tersebut. Dengan melihat, kita menjadi lebih paham dan mengerti bagaimana konsep  atau sistem panen hujan tersebut bekerja sehingga kita bisa meniru dan mencontohnya untuk diterapkan dalam kehidupan kita. Penulis mengucapkan terima kasih kepada prof. Supli atas kesempatan yang telah diberikan. Banyak manfaat yang bisa diambil dari kunjungan tersebut
Pembahasan
            Rumah panen hujan milik prof dibangun diatas lahan seluas 1.440 m2 (60m X 24m). Prof. mengatakan bahwa lahan tersebut dahulunya merupakan sebuah rawa yang kemudian ditata dengan menggali bagian timur lahan dengan ukuran 30m x 10 m x 3m yang kemudian ditimbunkan pada bagian lain lahan yaitu bagian barat dan selatan sehingga dapat dijadikan sebagai tapak rumah. Prof.juga mengatakan prinsip bahwa ” jangan menimbun bila tidak menggali”. Prinsip ini merupakan suatu prinsip yang bijak sehingga tata ruang yang ada tidak mengalami kerusakan yang berarti dan dapat dikatakan pemilik rumah benar-benar mengerti nilai lingkungan.
            Kesan yang didapat dari rumah panen hujan adalah suatu rumah yang asri, sejuk dan nyaman dan telah menerapkan tekhnologi ramah lingkungan yang tepat guna khususnya dalam pemenuhan kebutuhan air domestik dimana rumah ini memanen air hujan yang jauh ke atap dan pekarangan rumah melalui dak palsu dan pipa penyaringan yang kemudian ditampung di tangki air dan kolam penampungan. Ini adalah salah satu contoh penerapan etika lingkungan yaitu konservasi air (menjaga sumber daya alam dalam hal ini khususnya air). Konsep ini dapat diartikan sebagai suatu bentuk kesyukuran sang pemilik rumah atas anugerah yang tuhan berikan  berupa “hujan” sehingga “hujan” dihormati dan disediakan tempat khusus layaknya “tamu”. Dapat dikatakan bahwa konsep ini adalah suatu konsep yang memaksimalkan anugerah dari Allah SWT kepada manusia untuk dimanfaatkan sekaligus sebagai penerapan akhlak kita terhadap alam dimana kita diperintahkan untuk menjaga, melestarikan dan mengambil manfaatnya. Dengan konsep ini dapat diperoleh banyak manfaat antara lain terjaganya keseimbangan ekologis sehingga dapat mengurangi banjir dan mencegah krisis air di musim kemarau.
            Beberapa bagian rumah yang kami lihat antara lain : kolam ikan, tempat penampungan air hujan berupa tangki dan kolam renang di belakang rumah, berbagai jenis tanaman, rumah anggrek, bagian dalam rumah serta taman dalam rumah yang kesemuanya mempunyai nilai. Adapun nilai-nilai tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Halaman Depan Rumah
Berupa halaman parkir, kolam ikan, taman yang ditanami berbagai jenis tumbuhan, air terjun buatan
a.       Kolam Ikan

Nilai ekonomis :
-      Dari segi pembuatan, dimana tanah galian ditimbunkan di bagian lain lahan sehingga dapat menghemat biaya penimbunan (efisiensi biaya)
-         Ikan atau udang yang terdapat di kolam dapat dikonsumsi sendiri ataupun dijual
-         Memungkinkan pembuatan air terjun buatan
Nilai ekologis :
-        Ikan atau organisme yang hidup di kolam dapat berkembang biak dengan baik
-      Kolam ikan yang di taburi dengan EM4 sehingga ekologinya lebih terjaga serta dapat menghasilkan ikan yang lebih berkualitas
-   Sebagai tempat penampungan air hujan dan air limbah domestik sehingga dapat mengurangi resiko banjir
Nilai Sosiologis :
-        Sebagai tempat yang bisa dimanfaatkan untuk istirahat ataupun rekreasi keluarga
-       Dapat dipakai sebagai alat mempererat silaturahmi dengan teman atau tetangga dimana teman atau tetangga dapat menikmati manfaat kolam tesebut
-        Sebagai alat sosialisasi
Nilai Biologis :
-          Sebagai tempat penyerapan air
Nilai kesehatan :
-        Ikan dikolam dapat memakan jentik-jentik nyamuk sehingga dapat mengurangi vektor penyakit
-    Ikan atau udang yang dikolam dapat dikonsumsi dimana ikan atau udang tersebut merupakan sumber zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh
Nilai estetika :
-          Dapat memperindah pemandangan dan penglihatan
Nilai edukasi :
-          Dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran seperti cara beternak ikan
Nilai Agama :
-  Sebagai bentuk ibadah ataupun ungkapan kesyukuran kepada Allah dengan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya
-      Sebagai ladang amal dimana ikan dapat dikonsumsi oleh makhluk Allah seperti biawak untuk menjaga kelangsungan hidupnya
b.      Taman yang ditanami berbagai tanaman dan bunga

Nilai ekonomi :
-          Buah-buah yang dihasilkan dari tanaman bisa dikonsumsi sendiri ataupun dijual
Nilai ekologis :
-   Taman atau pohon yang tumbuh dapat menjadi habitat berbagai organisme seperti semut, kupu-kupu, burung, dll sehingga ekosistem yang ada tetap terjaga
-    Memberikan keteduhan dan mengurangi panas dimana tumbuhan mengambil CO2 untuk dimanfaatkannya dalam berfotosintesis
-     Akar dari tumbuhan dapat membantu penyerapan air dan menjaga tanah agar tidak erosi
-        Daun-daun tumbuhan yang jatuh dan kering dapat menyuburkan tanah dan dijadikan sebagai pupuk kompos
Nilai Sosiologis :
-    Dapat dipakai sebagai alat untuk memperat silaturahmi dengan teman atau tetangga dimana teman atau tetangga mendapat manfaat dari taman atau tanaman tersebut misalnya dengan membagikan hasil buah yang dipanen tersebut dengan teman atau tetangga
Nilai biologis :
-          Sebagai terapi mata (eye therapy)
-          Tanaman yang ada dapat menghasilkan oksigen dan menghasilkan udara yang segar
Nilai kesehatan :
-        Buah-buahan yang dihasilkan dari tanaman dapat dikonsumsi dan menjadi sumber gizi yang baik bagi tubuh dimana buah kaya akan vitamin, mineral, serat, dll
Nilai Estetika :
-          Dapat memperindah pemandangan dan memberikan kesan yang asri
Nilai edukasi :
-          Dapat dipakai sebagai media pembelajaran dalam hal bercocok tanam
Nilai Agama :
-    Sebagai bentuk ibadah dan amalan kepada tuhan dengan menjaga dan melestarikan lingkungan
-          Sebagai ladang amal bila buah-buahan yang dihasilkan dibagikan kepada orang lain
c.       Air terjun buatan
Nilai ekologis :
-          Mengurangi hawa panas dan mengurangi debu
Nilai Biologi :
-          Sebagai terapi mata
Nilai estetika:
-          Memperindah pemandangan
d.      Halaman Parkir : 
Nilai Sosial :
-     Sebagai alat dan media bersosialisasi dimana kendaraan tamu dapat diparkir di halaman parkir
  1. Halaman samping kiri rumah
Terdapat tangki penampungan air dan Green House yang berisi tanaman anggrek
a.       Tangki Penampungan air :
Nilai ekonomi :
-          Dapat menghemat biaya PDAM (efisiensi biaya) karena tangki ini dapat menampung air hujan yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan air domestik seperti mandi dan mencuci (efektif).
-          Sebagai alat penampung untuk menampung air hujan untuk kemudian didistribusikan ke bagian/areal lain
b.      Green House :

Nilai ekonomi :
-          Tanaman atau bunga anggrek bisa dijual
Nilai ekologi :
-          Sebagai salah satu cara melestarikan tanaman anggrek
Nilai Sosiologi :
-          Sebagai alat/ media sosial bila tanaman atau bunga anggrek tersebut dibagi dengan tetangga
Nilai Biologi :
-          Sebagai terapi mata
Nilai Kesehatan :
-          Sebagai alat refleksi kaki dimana di tanahnya terdapat batu-batu kecil
Nilai estetika :
-           Mempercantik dan memperindah pemandangan
Nilai edukasi :
-          Sebagai media belajar khususnya budidaya anggrek

3. Ruangan dan Taman dalam Rumah
Nilai Ekonomi :
-     Menghemat biaya listrik dengan adanya taman terbuka didalam rumah sehingga cahaya matahari bisa masuk kedalam rumah dan dapat dipakai sebagai sumber penerangan
-    Penggunaan kayu jati sebagai furniture dimana kayu jati bersifat awet, tidak mudah membosankan, elegan dan harganya semakin lama semakin mahal
Nilai Ekologis :
-     Taman didalam rumah dapat berfungsi sebagai resapan air dimana ditanahnya dipakai serbuk kayu karet yang mudah menyerap air
Nilai Sosiologi :
-    Ruangan dalam rumah khususnya ruang tamu sebagai tempat membina silaturahmi dengan tamu yang datang
Nilai Biologi :
-          Sebagai terapi mata
Nilai kesehatan :
-     Cahaya matahari yang masuk kedalam rumah dapat menyehatkan lingkungan rumah dan membunuh kuman-kuman penyebab penyakit seperti TBC dll
Nilai estetika :
-      Taman dalam rumah yang menyatu dengan ruang tamu memberikan kesan luas dan asri selain itu memperindah ruangan yang ada sehingga menimbulkan kesan nyaman
Nilai edukasi :
-    Dapat dipakai sebagai media pembelajaran dan contoh dalam hal seni membangun rumah indah dan sehat
  1. Halaman belakang rumah
a.       kolam penampungan air

Nilai Ekonomi :
-        Dapat menghemat biaya/ rekening air PDAM karena telah menampung air hujan yang turun untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan air domestik
Nilai Kesehatan :
-          Dapat dipakai sebagai media olahraga renang yang dapat menyehatkan tubuh
Nilai Edukasi :
-          Sebagai media pembelajaran dalam hal rumah panen hujan
Kekurangan : Belum adanya pembatas kolam sehingga rentan untuk terjadi kecelakaan seperti terjatuh ke kolam
Penutup
            Rumah panen hujan adalah tekhnologi tepat guna dan ramah lingkungan. Mengingat banyaknya nilai dan manfaat yang diperoleh dari konsep rumah ini sudah sewajarnya kita menerapkan etika lingkungan dalam kehidupan kita. Sosialisasi yang intensif masih sangat diperlukan agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh pemangku kebijakan dalam hal pembangunan lingkungan khususnya rumah yang berwawasan kesehatan.
            Kelemahannya : Mungkin diperlukan areal lahan yang cukup luas dan dana yang relatif besar dalam pembangunannya sehingga konsep ini belum dapat diterapkan sepenuhnya kesemua lapisan masyarakat khususnya masyarakat ekonomi menengah kebawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar